INDOTIMPOST.COM |Sinjai – Naik gunung selalu menjadi pilihan bagi setiap orang untuk libur di akhir pekan, menaklukkan gunung tertinggi menjadi salah satu tantangan istimewa bagi mereka yang suka berpetualangan.
Termasuk di Sulawesi Selatan, terdapat beberapa gunung yang sering menjadi objek pendakian para wisatawan dan mahasiswa, bahkan masyarakat umum yang punya daya tarik pada alam yang masih terjaga.
Sayangnya, belakangan ini ramai diperbincangkan di sosial media, terkait salah satu jalur pendakian ke Gunung Bawakaraeng yang berada di Sulawesi Selatan, yakni jalur Tassoso.
Di mana sejumlah pendaki protes lantaran dipungut biaya alias dipajaki tanpa karcis untuk mendaki lewat jalur Tassoso, Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.
Sejumlah pendaki menilai tindakan tersebut merupakan pungutan liar (Pungli) lantaran tanpa regulasi yang mengatur dan tanpa karcis yang diberikan.
“Iya kami satu kelompok naik gunung membayar semua Rp10.000 tanpa karcis. Pendaki lain juga membayar. Kami membayar biaya parkir juga, jadi 2 kali membayar, baru tidak ada karcis” kata pendaki asal Sinjai Barat, Lili.
Hal senada dikatakan Iswan, pemuda asal Kabupaten Bone, mengaku berangkat tanggal 03 November 2024, dan membayar dengan nominal yang sama.
“Saya membayar Rp10.000 waktu mau nakk, saat di tempat registrasi. Tapi saya tidak dikasi karcis” kata Iswan dengan nada kesal. Pada Rabu, (13/11/24).
Baca juga Miris, Oknum Kades di Sinjai Diduga Pungli Soal Pengembalian Mahar Uang
Terpisah, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat saat dikonfirmasi membenarkan, namun pihaknya mengaku sudah menegur.
“Sudah kami sampaikan, mulai besok sudah tutup, kecuali parkir” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Gunung Perak, Hamsir. Pada Kamis, (14/11/2024).
Namun kenyataannya, kondisi di lapangan masih sama. Seorang pendaki yang enggan disebutkan namanya merekam via audio visual pada Sabtu, (16/11), pendaki masih dipungut biaya registrasi sebesar Rp10.000 tanpa karcis. (tim/red)
Berita Terkait
Inilah Jalan di Kabupaten Sinjai yang Terus jadi Keluhan Warga, Pemerintah Dimana?
Walikota Andrei Angouw dan 14 Wartawan Diduga Dibackup Polisi, Arthur Mumu Desak Kapolda Copot Penyidiknya
Pleno Tanwir Muhammadiyah di Kupang, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sampaikan Laporan Pertanggungjawaban