12 Desember 2024

Indotimpost

Berita Lokal Terpercaya

Musyda Pemuda Muhammadiyah Pangkep Segera Digelar, Saifullah Bonto Jadi Salah Satu Bakal Calon Ketua

INDOTIMPOST.COM | Pangkep – Flyer Musyawarah Daerah (Musyda) Pemuda Muhammadiyah Pangkep yang tersebar via Whatsapp Senin (20/5/2024) menandakan akan segera dilaksanakan.

Meski belum ada waktu dan tempat yang pasti terkait pelaksanaan Musyda, tapi beberapa kader Pemuda Muhammadiyah Pangkep sudah membincang beberapa nama, salah satunya Saifullah Bonto.

Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Muh. Asrul mengatakan bahwa Saifullah adalah pribadi yang tegas dan mudah bergaul terhadap siapa pun dengan didukung oleh basic keilmuannya di bidang politik dan itu terbukti sewaktu masih menjabat sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pangkep.

Singkat saja, Saifullah itu mantum (mantan ketum) IMM Pangkep dan dari dulu dia mudah bergaul sama siapa pun dan tegas juga, apalagi dia S1 dan S2nya di bidang politik jadi sangat dibutuhkan sekarang beliau untuk pimpin Pemuda Muhammadiyah Pangkep,” ungkapnya

Muh. Akmal selaku demisioner Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Pangkep menerangkan bahwa sosok Saifullah sangat dibutuhkan untuk memimpin Pemuda Muhammadiyah Pangkep karena skill komunikasi yang dimiliki mampu mempengaruhi orang lain untuk terlibat kolektif untuk mencapai tujuan.

Beliau ini sangat dikenal terkhusus dilingkup AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) Pangkep yang mampu menjembatani aspirasi para kader Muhammaiyah terlebih beliau mantan Ketum PC IMM Pangkep sehingga skill komunikasi yang dimiliki mampu mempengaruhi elemen-elemen lain untuk bekerja sama,” Terang Akmal.

Sementara itu, Saifullah Bonto ketika dimintai keterangan menuturkan bahwa dirinya masih fokus menyelesaikan studi magisternya dan menghargai kader-kader Muhammadiyah yang membincang atau mendukungnya tapi harus tetap mengedepankan mekanisme musyawarah.

Saya sementara fokus menyelesaikan studi S2 di Unpad Bandung, kepulangan saya ke Pangkep untuk meneliti bukan untuk kepentingan ini (musyda). Kita ikuti saja alur mekanisme musyawarah dan persoalan saya katanya selalu dibincang dan didukung itu kan hak mereka. Saya pikir masih ada yang lain lebih layak juga, tapi bagaimana pun di akhir saya akan tetap menghargai dan menjalankan keputusan musyawarah,” tutup Saifullah. (Tim/*)