Kelompok Tani Sipakainga Desa Terasa Rutin Pertemuan dan Bahas Ini?

INDOTIMPOST.COM | Sinjai –  Kelompok Tani Sipakainga secara rutin melakukan petemuan setiap bulan dan bahkan setiap minggu.

Hal itu dalam rangka membahas permasalahan yang ada di Kelompok Tani (KL) juga membahas langkah-langkah tepat dalam menghadapi musim tanam yang akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan lagi, Jum’at 21/06/2024.

Dan pada pertemuan kali ini hadir serta difasilitasi langsung oleh Penyuluh Pertanian Desa Terasa yang sekaligus melakukan sosialisasi pengaplikasian pupuk hayati pada tanaman khususnya tanaman pala.

Dalam pertemuan, Penyuluh Pertanian Desa Terasa menyampaikan ke anggota KT tentang tata cara, dosis, hingga tahap pemupukan tanaman pala menggunakan pupuk hayati.

“Jadi apabila bapak ibu melakukan pemupukan pala tahap pertama pada bulan ini misalnya berarti nantinya pada pemupukan susulan ke dua nantinya bisa pada bulan dua belas (Desember) atau bulan 1 (Januari) nantinya,” jelas Hairil Ishak.

Lanjut Hairil Ishak menambahkan, “Jadi nantinya teman-teman petani melakukan pemupukan tepat di ujung daun dan bisa di kompos terlebih dahulu menggunakan pupuk kandang apa bila dibutuhkan,” tambahnya.

Sementara ketua Kelompok Tani atau KT Sipakainga berharap kedepan apabila ada bantuan dari pertanian seperti perpipaan atau irigasi guna mengairi arel persawahan petani atau batuan hand tracktor agar Penyuluh Pertanian bisa membantu petani agar bisa berkoordinasi ke kelompok agar membantu memasukkan usulan dan proposal agar bantuan tersebut bisa terealisasikan

“Kami sebagai ketua kelompok agar Penyuluh bisa berkoordinasi dengan kami apabila ada bantuan irigas/perpipaan batau tracktor agar membantu kelompok memasukkan proposal dan mengawal terus hingga ada realisasi,” kata Syamsul.

Baca Tingkatkan Produksi Kakao, Bupati Lutim Serahkan Bantuan Pupuk Organik di Desa Tampinna

Tak hanya itu, Syamsul juga menambahkan, “Saya sudah memasukkan proposal tracktor tapi saya tidak tau bagaimana hasilnya karena biasanya proposal yang dimasukkan tinggal bertumpuk dan tidak diperhatikan kecuali ada yang mengawal sementara kami petani tidak ada kenalan di dalam,” Pungkasnya. (Tim/*)